EVALUASI KESETABILAN JALAN AKSES BERDASARKAN METODE ROCK MASS RATING DAN SLOPE MASS RATING STUDI KASUS: DAERAH BUNGU, KECAMATAN MAYONG KABUPATEN JEPARA, PROVINSI JAWA TENGAH

Authors

  • Elen Hendra Putra Wasesa Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas AKPRIND Indonesia
  • Dwi Indah Purnamawati Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas AKPRIND Indonesia
  • Subhan Arif Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas AKPRIND Indonesia

Keywords:

Mayong Jepara, Rock Mass Rating (RMR), Slope Mass Rating (SMR)

Abstract

Daerah penelitian secara administratif terletak pada Daerah Bungu dan sekitarnya, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis daerah penelitian terletak pada koordinat 06˚37’30’’ LS - 06˚42’30’’ LS dan 110˚47’30’’ BT - 110˚52’30’’ BT. Kondisi lingkungan secara fisik, baik berupa iklim, geometri lereng, vegetasi, morfologi, batuan/tanah merupakan faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas lereng yang dapat mengakibatkan longsoran. Mempertimbangkan kondisi geologi yang berada pada daerah rawan longsor, maka pengetahuan karakterisitik geologi teknik batuan pada lereng tersebut penting untuk diketahui, terutama dari permasalahan karakter materialnya terhadap kesetabilan lereng. Metode rock mass rating (RMR) dan slope mass rating (SMR) digunakan untuk menentukan kondisi massa batuan serta analisis kesetabilan lereng untuk menentukan faktor keamanan pada lereng daerah penelitian. Berdasarkan hasil analisis, pembobotan Rock Mass Rating (RMR) dan Slope Mass Rating (SMR) didapatkan hasil dari lereng JA. Bungu adalah 49. Lereng JA. Bungu termasuk dalam kelas III (41 - 60) dengan deskripsi normal, kestabilan lereng stabil sebagian, dan longsoran baji dan kekar, dan stabilisasi sistematis. Pembobotan pada lereng JA. 1 Rahtawu adalah 75. Lereng JA. 1 Rahtawu termasuk dalam kelas II (61-80) dengan deskripsi baik, kestabilan stabil, longsoran blok batuan, dan stabilisasi okasional. Pembobotan pada lereng JA. 2 Rahtawu adalah 76. Lereng JA. 2 Rahtawu termasuk dalam kelas II (61-80) dengan deskripsi baik, kestabilan stabil, longsoran blok batuan, dan stabilisasi okasional. Nilai faktor keamanan pada lereng JA. Bungu sebesar 3,553, lereng JA. 1 Rahtawu sebesar 7,343, lereng JA. 2 Rahtawu sebesar 12,957. Berdasarkan klasifikasi Bowles, 1989 FK pada daerah penelitian keterangannya adalah longsor jarang terjadi (lereng relatif setabil).

References

BAKOSURTANAL, 2001. Peta RBI Lembar 1409-341 Gebog. BAKOSURTANAL. Bogor.

Bieniawski, Z.T., 1989, Engineering Rock Mass Classification : A Complete Manual for Engineers and Geologists in Mining, Civil, and Petroleum Engineering, John Wiley & Sons, New York

Bowles, J. E, 1989, Sifat – sifat fisik dan Geoteknis Tanah, Jakarta : Erlangga.

Hoek, E. and Bray, J.W. (1989). Rock Slope Engineering. Revised 3rd Edition, The Institution of Mining and Metallurgy, London, 341-351.

Howard, A.D., 1967, Drainage analysis in geologic interpretation: a summation. Bull, Am, Assoc. Pet. Geol., 51(11): 2246-2259

International Society for Rock Mechanics (ISRM), 1981, ISRM Suggested Methods: Rock Characterization, Testing and Monitoring, Brown, E.T

(editor), Pergamon Press, Oxford.

Rai, M. A, Kramadibrata, S, dan Wattimena,

R.K, 2014, Mekanika Batuan, Penerbit ITB, Bandung.

Singh, B dan Goel, R.K., 2011, Engineering Rock Mass Classification, Butterworth Heinemann, India.

Streckeisen, A.L., 1976, Classification of The Common Igneous Rocks by Means of Their Chemical Composition: A Provosional Attempt, Neues Jahrbuch for Mineralogie, Monatshefte.

Surono, Toha. B dan Sudarno, 1992. Swana, G. W., Muslim, D. and Sophian, I. (2012) ‘Disain lereng dengan metode RMR, SMR, dan analisis kestabilan lereng pada tambang batubara terbuka, di Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan’, Buletin Sumber Daya Geologi, 7(2), pp. 92–108.

Downloads

Published

2024-04-30

Issue

Section

Articles