Dinamika Sedimentasi Dan Lingkungan Pengendapan Konglomerat Formasi Cijolang Pada Singkapan Sungai Cisanggarung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat

Authors

  • Ajeng Dwi Utami Graduated Student Teknik Geologi, Institut Sains & Teknologi AKPRIND
  • Miftahussalam - Jurusan Teknik Geologi, FTM, Institut Sains & Teknologi AKPRIND, Jl Kalisahak No 28. Yogyakarta
  • Dwi Indah Purnamawati Jurusan Teknik Geologi, FTM, Institut Sains & Teknologi AKPRIND, Jl Kalisahak No 28. Yogyakarta
  • Topan Ramadhan Forum Geosaintis Muda Indonesia

Keywords:

konglomerat, Formasi Cijolang, sungai Cisanggarung, cekungan Bogor

Abstract

Formasi Cijolang merupakan satuan resmi penyusun stratigrafi Cekungan Bogor. Menurut Silitonga, Dkk (1996) Formasi Cijolang disusun oleh konglomerat dengan sisipan batupasir tufan. Formasi ini mengandung kepingan-kepingan fosil vertebrata serta memiliki ketebelan diperkirakan maksimal 150 meter dengan umur Pliosen. Sungai Cisanggarung pada daerah Jatimulya, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Kuningan hingga daerah Waled, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon memotong beberapa Formasi penyusun Cekungan Bogor/Jawa Utara seperti Formasi Halang, Formasi Kalibiuk dan Formasi Cijolang. Dengan kondisi tersebut mengakibatkan munculnya singkapan batuan pada dasar maupun tebing sungai. Pada singkapan yang berada di Sungai Cisanggarung dilakukan pengukuran dan pengambilan data stratigrafi terukur pada lokasi tipe batuan Formasi Cijolang untuk menentukan arus purba pengendapan litologi tersebut serta melakukan interpretasi lingkungan pengendapan Konglomerat tersebut. Hasil analisis dinamika arus purba pada konglomerat Cijolang di Sungai Cisanggarung, terdapat 5 fasies pada kolom stratigrafi penilitan, yaitu: Fasies Channel 1 (Fc 1), Fasies Channel 2 (Fc 2), Fasies Channel 3 (Fc 3), Fasies Channel Amaglamasi 4 (Fca 4), Fasies Channel Amaglamasi 5 (Fca 5). Lingkungan pengendapan dari ciri litologi berupa struktur sedimen serta terdapat arang kayu dan fosil moluska menunjukkan bahwa konglomerat Cijolang telah tersedemintasikan dari darat dan diendapkan pada daerah pasang surut (tidal) khususnya pada tidal channel. Arah umum arus purba yang didapat relatif berarah selatan ke utara. Hal itu menunjukkan energi yang berbeda-beda pada setiap channel.

References

Boggs, S. 1987. Principles of Sedimentology and Stratigraphy. New Jersey: University of Oregon, Pearson Prentice Hall.
Gould, H.R. 1972. Environmental indicators-A key to the stratigraphic record, dalam J.K. Rigby & W.K. Hamblin (eds.). Recognition of ancient 117 sedimentary environments: Soc. Econ. Paleontologists and Mineralogist Spec. Pub. 16, p. 1-3.
Krumbein, C. & Sloss, L.L., 1951, Stratigraphy and Sedimentation, San Francisco: W.H. Freeman and Company.
Nichols, G., 2009, Sedimentology and Stratigraphy, 2nd edition, John Wiley&Sons Ltd, UK.
Ramadhan, T. & Miftahussalam, 2017, Dinamika Endapan Modern Pasir Melalui Analisis Struktur Sedimen Di Daerah Pantai Glagah, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Seminar Nasional Kebumian XII. Yogyakarta.
Setiawan, H., 2011, Karakteristik Endapan Turbidit Formasi Halang berdasarkan Deskripsi Singkapan dan Sayatan Tipis Petrografi, Teknik Geologi - Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. (Tidak dipublikasikan).
Silitonga, P.H., Masria, M., dan Suwarna, N., 1996, Peta Geologi Regional Lembar Cirebon, Jawa. Bandung, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Sukandarrumidi, dkk, 2011, Pemetaan Geologi. Gadjah Mada University Press.
Verstappen, H.Th., 1983, Applied Geomorphology.Geomophological Survey for Enviromental Management. Amsterdam: Elsevier.
Wahyuandari, F.A.C., 2016, Dinamika Sedimentasi Formasi Halang Jalur Sungai Cisanggarung, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cimahi, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat., Teknik Geologi-Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. (Tidak dipublikasikan).
Walker,R.G., 1978, Facies Models, Geological Association of Canada.

Downloads

Published

2019-10-31