PERBANDINGAN METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWIDTH MENGGUNAKAN MIKROTIK (STUDI DI ASRAMA WISMA MUSLIM)
Keywords:
Mikrotik, Simple Queue, Queue Tree, QoSAbstract
Asrama Wisma Muslim adalah tempat tinggal penghuni perantauan, pelajar dan pekerja yang berada di Klitren Gondokusuman 1/568. Dalam menjalani aktifitasnya selain kerja, kuliah penghuni Asrama Wisma Muslim sangat membutuhkan teknologi internet, dan Wi-Fi adalah salah satu solusi bersama. Penghuni Asrama Wisma Muslim menggunakan Wi-Fi untuk banyak kegiatan, seperti browsing, streaming, gaming, downloading, dan masih banyak lagi. Pada studi kasus ini akan menggunakan 5 client dan 10 client.
Permasalahan yang sering terjadi adalah manajemen bandwidth pada internet tidak teratur dan bahkan terbuang sia-sia, bahkan akan membuat pengguna jaringan internet mengalami perebutan bandwidth, delay, dan lagging. Perlu adanya manajemen penggunaan bandwidth supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Solusinya bisa menggunakan Router Mikrotik yang sudah sangat populer untuk melakukan tugas sebagai pengatur bandwidth. Dalam mengatasi manajemen bandwidth yang tidak teratur, hal yang dilakukan adalah memanajemen bandwidth dan dalam penelitian ini membandingkan dua metode manajemen bandwidth yaitu Simple Queue dan Queue Tree dengan parameter Quality of Service (QoS) pada delay, packet loss, throughput, jitter. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetaui perbandingan antara metode Simple Queue dan Queue Tree dengan parameter Quality of Service (QoS) dan kapan menggunakan metode Simple Queue dan Queue Tree dalam manajemen bandwidth.
Hasil pengujian pada 5 client Simple Queue dan Queue Tree pada nilai QoS Simple Queue lebih bagus dibandingkan dengan Queue Tree, sedangkan pada pengujian 10 client Simple Queue dan Queue Tree pada nilai QoS Queue Tree lebih bagus dibandingkan dengan Simple Queue, Berdasarkan hasil pada no 5, maka dapat disimpulkan bahwa metode Simple Queue lebih sesuai untuk jumlah client kurang dari 5, sedangkan untuk jumlah client lebih dari 5, direkomendasikan menggunakan Queue Tree.
References
ETSI. (1999). Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks (TIPHON). General aspects of Quality of Service (QoS),Prancis.
Hamimah. (2011). Pengembangan Sistem Jaringan LAN Menjadi Bentuk VLAN Dalam Bentuk Simulasi (Studi Kasus: PT. Mandiri Pratama Group). Jakarta: Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah. Hal 21.
Jati, W, S. Nurwasito, H. Data, M. (2017). Perbandingan Kinerja Protocol Routing Open Shortest Path First (OSPF) dan Routing Information Protocol (RIP) Menggunakan Simulator Cisco Packet Tracer. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. Vol. 2, No. 8. Hal 2442-2448.
Kurniawan, A. (2015). Network Forensics Wireshark . Yogyakarta. Andi.
Malik, A. Aksara, F, L. Yamin, M. (2017). Perbandingan Metode Simple Queues dan Queues Tree Untuk Optimasi Manajemen Bandwidth Menggunakan Mikrotik (studi kasus: pengadilan tinggi agama kendari). Jurnal semanTIK, Vol. 3, No. 2. Hal 1-9.
Rohman, T. (2019). Perbandingan CPU Usage pada Metode Simple Queue dan Queue Tree Menggunakan Mikrotik Studi Kasus di Asrama Wisma Muslim. Kerja Praktek. IST AKPRIND Yogyakarta.
Susanto. (2014). Wireless Kung Fu : Networking & Hacking Edisi 2015. Jakarta. Jasakom.
Susanto. Towidjojo, R. (2015). MikroTik MetaROUTER: 100% Illusion. Jakarta. Jasakom.
TIPHON. (1999). Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Network (TIPHON) General aspect of Quality of Service (QoS). DTR/TIPHON-05006 (cb001cs.pdf).
Towidjojo, R. (2016). Mikrotik Kung Fu : Kitab 1 . Jakarta. Jasakom.
Widayanto, A, E. Susilo, D. Haris, F, H, S, A. (2016). Manajemen Bandwidth Dengan Simple Queue Dan Queue Tree Di Laboratorium Komputer Universitas Sahid Surakarta. Skripsi. Universitas Sahid Surakarta.