https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/teknomineral/issue/feedJurnal Teknomineral2024-08-30T00:50:40+08:00Desi Kiswiranti, S.Si., M.Sc.[email protected]Open Journal Systems<p><strong>Jurnal Teknomineral</strong> merupakan wahana publikasi ilmiah Program Studi Teknik Geologi Universitas AKPRIND Indonesia sebagai media penyebarluasan hasil penelitian bagi para peneliti kebumian yang ingin mempublikasikan hasil penelitianya dengan ruang lingkup geologi, sumberdaya energi dan mineral, geofisika, pertambangan, geoheritage, geowisata, managemen kebencanaan dan lingkungan. Jurnal Teknomineral terbit 2 (dua) kali dalam satu tahun yaitu pada bulan <strong>April</strong> dan <strong>Oktober</strong>.</p>https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/teknomineral/article/view/4866Karakteristik Sifat Keteknikan Lava Basalt Sebagai Bahan Bangunan, Desa Pretek, Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah2024-08-28T14:47:17+08:00Eko Santoso[email protected]Dwi Indah Purnamawati[email protected]Danis Agoes Wiloso[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sifat keteknikan lava basalt sebagai bahan bangunan di Desa Pretek, Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. Metode yang digunakan yaitu pengamatan lapangan dan pengujian sifat fisik dan sifat mekanik batuan lava basalt (kuat tekan uniaksial) pada LP 29, LP 81 dan LP 125. Berdasarkan pengujian sifat fisik batuan menunjukkan nilai bobot isi sebesar 1,568-1,584 gr/cm<sup>3</sup>, nilai berat jenis semu sebesar 0,813-1,305 gr/cm<sup>3</sup>, nilai berat jenis sebenarnya sebesar 0,820-1,312 gr/cm3, nilai kadar air sebesar 0,300-0,477 %, nilai derajat kejenuhan sebesar 85,950-97,681%, nilai porositas sebesar 0,551-0,821 %, nilai angka pori sebesar 0,00553-0,00827. Hasil pengujian sifat mekanik batuan menunjukkan nilai kuat tekan 877,550-898,737 Kg/cm2. Lava basalt di daerah penelitian layak digunakan sebagai bahan pondasi bangunan ringan berdasarkan SNI 03-0394-1989.</p>2024-04-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/teknomineral/article/view/4867EVALUASI KESETABILAN JALAN AKSES BERDASARKAN METODE ROCK MASS RATING DAN SLOPE MASS RATING STUDI KASUS: DAERAH BUNGU, KECAMATAN MAYONG KABUPATEN JEPARA, PROVINSI JAWA TENGAH2024-08-28T14:59:01+08:00Elen Hendra Putra Wasesa[email protected]Dwi Indah Purnamawati[email protected]Subhan Arif[email protected]<p>Daerah penelitian secara administratif terletak pada Daerah Bungu dan sekitarnya, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis daerah penelitian terletak pada koordinat 06˚37’30’’ LS - 06˚42’30’’ LS dan 110˚47’30’’ BT - 110˚52’30’’ BT. Kondisi lingkungan secara fisik, baik berupa iklim, geometri lereng, vegetasi, morfologi, batuan/tanah merupakan faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas lereng yang dapat mengakibatkan longsoran. Mempertimbangkan kondisi geologi yang berada pada daerah rawan longsor, maka pengetahuan karakterisitik geologi teknik batuan pada lereng tersebut penting untuk diketahui, terutama dari permasalahan karakter materialnya terhadap kesetabilan lereng. Metode <em>rock mass rating</em> (RMR) dan <em>slope mass rating </em>(SMR) digunakan untuk menentukan kondisi massa batuan serta analisis kesetabilan lereng untuk menentukan faktor keamanan pada lereng daerah penelitian. Berdasarkan hasil analisis, pembobotan <em>Rock Mass Rating</em> (RMR) dan <em>Slope Mass Rating</em> (SMR) didapatkan hasil dari lereng JA. Bungu adalah 49. Lereng JA. Bungu termasuk dalam kelas III (41 - 60) dengan deskripsi normal, kestabilan lereng stabil sebagian, dan longsoran baji dan kekar, dan stabilisasi sistematis. Pembobotan pada lereng JA. 1 Rahtawu adalah 75. Lereng JA. 1 Rahtawu termasuk dalam kelas II (61-80) dengan deskripsi baik, kestabilan stabil, longsoran blok batuan, dan stabilisasi okasional. Pembobotan pada lereng JA. 2 Rahtawu adalah 76. Lereng JA. 2 Rahtawu termasuk dalam kelas II (61-80) dengan deskripsi baik, kestabilan stabil, longsoran blok batuan, dan stabilisasi okasional. Nilai faktor keamanan pada lereng JA. Bungu sebesar 3,553, lereng JA. 1 Rahtawu sebesar 7,343, lereng JA. 2 Rahtawu sebesar 12,957. Berdasarkan klasifikasi Bowles, 1989 FK pada daerah penelitian keterangannya adalah longsor jarang terjadi (lereng relatif setabil).</p>2024-04-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/teknomineral/article/view/4869Identifikasi Bidang Gelincir dengan Metode Geolistrik Dipole-Dipole Daerah Jambewangi dan Sekitarnya, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah2024-08-30T00:50:40+08:00Wahyu Ramadhany Bryan Wicaksi[email protected]Sri Mulyaningsih[email protected]Desi Kiswiranti[email protected]Nurul Dzakiya[email protected]<p>Identifikasi bidang gelincir gerakan massa dilakukan di Daerah Jambewangi, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan geolistrik resistivitas konfigurasi dipole-dipole. Pengolahan data menggunakan software Res2Dinv. Pada lokasi penelitian terdapat 2 lintasan bentangan, lintasan pertama berarah timur-barat dan lintasan kedua berarah selatan-utara. Hasil interpretasi menunjukkan bahwa di lokasi penelitian terdeteksi litologi antara lain soil dan litologi batuan beku. Nilai resistivitas pada daerah penelitian lintasan pertama diantara 0,573 Ωm sampai 596 Ωm yang terdapat bidang gelincir pada kedalaman 15 m sampai 20 m dan indikasi sesar turun Gondangsari. Pada lintasan kedua nilai resistivitas diantara 2,26 Ωm sampai 662 Ωm yang juga terdapat indikasi sesar turun Gondangsari namun tidak ditemukan bidang gelincir.</p>2024-04-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024