PEMANFAATAN SISA HASIL POTONGAN KAYU MAHONI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DENGAN PEREKAT TEPUNG TAPIOKA

Authors

  • Hadi Prasetyo Suseno Program Studi Teknik Lingkungan, IST AKPRIND Yogyakarta
  • Paramita Dwi Sukmawati Program Studi Teknik Lingkungan, IST AKPRIND Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.34151/technoscientia.v13i2.3163

Keywords:

Briket bioarang, Kayu mahoni, Sisa hasil potongan

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran serbuk arang dan jumlah perekat yang optimal berdasarkan pengamatan kadar air, kadar abu, dan nilai kalor pada briket bioarang. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan baku mutu briket sesuai SNI 01-6235-2000 tentang briket kayu, kadar air maksimal 8% b/b, kadar abu 8% b/b, dan nilai kalor minimal 5000 Kal/g. Sampling kayu diambil di Kecamatan Pecangan Kulon RT 04 RW 03 Kabupaten Jepara, diambil dari kumpulan sisa proses penggergajian kayu mahoni. Sampling dilakukan pada bulan Agustus 2018. Proses pengovenan dilakukan untuk menurunkan kadar air pada sisa hasil potongan kayu mahoni dengan suhu 600 selama 15-20 menit dan dilanjutkan dengan proses pirolisis agar sisa hasil potongan kayu mahoni menjadi serbuk arang dengan suhu ± 300 °C. Serbuk arang divariasikan dengan ukuran 10, 20, 30, 40, dan 50 mesh dan dicampur perekat masing-masing 6%. Setelah hasil optimal didapatkan, divariasikan kembali dengan jumlah perekat 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10%. Pengamatan vairiasi ukuran serbuk arang menunjukan hasil yang optimal pada ukuran 20 mesh, dengan kadar air 5,96%, kadar abu 3,27%, dan nilai kalor 6196,38 Kal/g. Variabel variasi perekat menunjukan hasil yang optimal pada jumlah perekat 2% dengan hasil kadar air 5,78%, kadar abu 2,66%, dan nilai kalor 6.282,24 Kal/g. Secara keseluruhan kualitas briket bioarang sisa hasil potongan kayu mahoni memiliki kadar air, kadar abu, dan nilai kalor cukup baik, sehingga briket bioarang sisa hasil potongan kayu mahoni dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif.

References

Hambali, E., Mujdalifah, S., Tambunan, A.H., Pattiwiri, A.W., & Hendroko, R., 2007, Teknologi Bioenergi, Jakarta: Agromedia.

Indraprasta, Y., 2016, Pengaruh Jumlah Perekat dan Ukuran Serbuk Arang Terhadap Kualitas Briket dari Serbuk Gergajian Kayu Mangga, Skripsi, Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Akprind Yogyakarta.

Juliastuti, S.R., 2015, Pengolahan Limbah Plastik Kemasan Multilayer LDPE (Low Density Poly Ethilene) dengan Menggunakan Metode

Pirolisis Microwave, Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” Pengembangan Teknik Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia, Yogyakarta.

Khaeruddin, 1999, Pembibitan tanaman HTI, Jakarta: Penebar Swadaya.

Mubarok, M.R. & Susila, I.W., 2015, Pengaruh Variasi Perekat Tetes Tebu Terhadap Karakteristik Briket Bioarang Dari Limbah Gergaji Kayu Mahoni, Jurnal Teknik Mesin.

Ndraha, N., 2009, Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Purwanto, R.H. & Ginting, N.A., 2011, Potensi Produksi Arang dari Hutan 48 Rakyat Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jurnal Ilmu Kehutanan.

Soelaiman, R.J., 2013, Perbandingan Karakteristik Antara Briket-briket Berbahan Dasar Sekam Padi Sebagai Energi Terbarukan, Skripsi, Jurusan Fisika Universitas Jember.

Sutapa, 2010, Konsep Daur Ulang dan Penerapannya dalam Pemanfaatan Kayu Sebagai Bahan Baku, Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia (MAPEKI) XIII, Bali.

Wijayanti, R., 2009, Arang Aktif dari Ampas Tebu sebagai Adsorben pada Pemurnian Minyak Goreng Bekas, Skripsi, Institut Pertanian Bogor.

Downloads

Published

27-11-2020

How to Cite

Suseno, H. P., & Sukmawati, P. D. (2020). PEMANFAATAN SISA HASIL POTONGAN KAYU MAHONI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DENGAN PEREKAT TEPUNG TAPIOKA. JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA, 13(2), 123–130. https://doi.org/10.34151/technoscientia.v13i2.3163