ANALISA POTENSI DAYA LISTRIK PADA BENDUNGAN EKSISTING DI INDONESIA UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) GUNA MENCAPAI TARGET BAURAN ENERGI SEBESAR 23% TAHUN 2025

Abstract

Kajian ini menganalisis potensi listrik pada bendungan eksisting yang telah dibangun di Indonesia untuk mencapai target bauran energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025. Berdasarkan rapat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan sejumlah instansi terkait di Solo tanggal 25 Agustus 2016 untuk mengatasi krisis energi, Pemerintah berencana memanfaatkan 17 bendungan eksisting yang berpotensi untuk dibangkitkan daya listriknya. Keuntungan utamanya adalah memangkas biaya investasi awal, mempersingkat waktu perencanaan dan konstruksi bendungan dan menghindari konflik sosial pada pembebasan lahan. Hal tersebut juga dapat menjadi solusi terhadap kondisi bendungan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) saat ini, yang sebagian besar telah mengalami pendangkalan sehingga tidak dapat beroperasi secara optimum. Metode yang digunakan untuk memperoleh nilai energi pembangkit dari bendungan, yaitu berdasarkan luas daerah aliran sungai, tinggi curah hujan dan data pengukuran stasiun debit terdekat yang dikonversi menjadi debit pada lokasi studi menggunakan metode Catchment Area Ratio Method. Selanjutnya beda tinggi elevasi muka air dihulu dan hilir dikalikan dengan efisiensi turbin dan generator serta debit desain yang diperoleh sebelumnya menggunakan metode kurva lengkung sehingga diperolehlah daya potensi listrik dan energinya. Hasil dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa total energi dari 17 bendungan eksisting adalah 243,5 MW, angka ini belum dapat memenuhi angka target pemerintah untuk pembangkitan energi terbarukan tahun 2021 yaitu 1542 MW, dan masih jauh dari target RUEN hingga tahun 2025 yang mencapai 45.200 MW. Meski begitu, ini merupakan potensi yang baik sehingga pemerintah bisa menggali lebih banyak potensi bendungan eksisting lainnya.