PENGEMBANGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR IONISASI BERMAGNET SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN DAYA MESIN, MENGURANGI KONSUMSI BAHAN BAKAR, DAN EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR

Authors

  • Aji Pranoto Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Keywords:

alat ionisasi bermagnet, tenaga mesin, konsumsi bahan bakar, emisi gas buang

Abstract

Bensin merupakan senyawa hidrocarbon (HC), dimana merupakan campuran heptana+octana memiliki rumus kimia CnH2n+2 dan merupakan gugus alkana. Alkana merupakan gugus Hidrocarbon alifatis; yaitu hidrocarbon dengan susunan rantai terbuka. Ikatan yang terbentuk antar atomnya merupakan ikatan kovalen. Ikatan kovalen terbentuk karena atom-atom yang berikatan (secara kimia) memiliki elektronegativitas yang sama dan jika berinteraksi akan terjadi pemakaian elektron secara bersama-sama oleh atom-atom yang berikatan. Ikatan kovalen penyusunnya merupakan unsur-unsur non logam, ikatan ini memiliki sifat ionic karena memiliki beda elektronegativitas yang tinggi. Ionisasi yang diakibatkan pengaruh medan magnet dalam alat penghemat bahan bakar diyakini dapat menyebabkan ion-ion mengalir lebih teratur. Efek selanjutnya adalah tenaga mesin meningkat, konsumsi bahan bakar menurun, dan kadar emisi gas buang ( CO dan HC) rendah. Bagaimana efek pemanfaatan ionisasi dari produk yang dijual di pasaran terhadap konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan sampel 4 jenis yang dijual dipasaran yaitu A, B, C dan hasil pengembagan dari peneliti. Obyek penelitian sepeda motor empat langkah dengan system bahan bakar karburator dan fuel injeksi. Alat ukur konsumsi bahan bakar adalah stop watch, tachometer, buret ukur. Pengukuran emisi gas buang dengan exhaut gas analizer KEG 500. Analisa data menggunakan teknik analisa diskriptif dengan prosentase dan grafik. Hasil penggunaan alat ionisasi dan tanpa alat ionisasi terhadap tenaga, konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang menunjukan hasil yang tidak signifikan. Penghemat jenis A, B, C dan D tidak menujukan peingkatan yang signifinakan 8,5 HP. Sedangankan pada putara idle dan rendah jenis penghemat A dan B semakin boros sebesar 5 % dan 2%, dan C dan D lebih hemat 8%. Putaran menengah penghemat A dan B lebih hemat 16% dan 17 %, jenis C dan D lebih boros 13%. Pada pengukuran emisi gas buang (CO) pada putaran idle jenis A, B, C dan D menunjukan hasil 3,03%, 3,39%, 3,35% dan 4,50%. Pada pengukuran gas HC jenis A, B, C dan D sebesar 1511 ppm, 401, 560 ppm dan 1.334 ppm.

Downloads

Published

19-06-2019

Issue

Section

Articles