KARAKTERISTIK MEKANIK KOMPOSIT SERAT CANTULA (Agave cantula roxb) SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PENGUAT TERHADAPPARTISI RUMAH

Authors

  • Lidi Wilaha Universitas Surakarta

Keywords:

komposit cantula-poliester, impak, partisi

Abstract

Penggunaan serat alam sebagai bahan baku produk papan partikel, masih membutuhkan berbagai penelitian untuk mendapatkan sifat produk yang memenuhi standar. Kajian pemanfaatan serat Cantula dengan matrik unsaturated polyester yukalac 157 BQTN-EX sebagai rancangan pembuatan komposit partisi (dinding sekat) rumahan sangat berpotensi diteliti secara professional dan menjadi penting untuk segera dilakukan. Penelitian ini bertujuan menyelidiki potensi pemanfaatan serat cantula (Agave cantula roxb) sebagai alternative bahan penguat komposit terhadap partisi rumah. Serat Cantula yang sudah bersih kemudian direndam dengan larutan NaOH 10% selama 4 jam, lalu dicuci kembali dan dikeringkan secara alami di dalam ruangan tanpa sinar matahari langsung selama 3 hari hingga kadar air berkisar 8-10%. Spesimen komposit dibuat dengan metoda kombinasi hand lay up dan press mold dengan fraksi volume 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. Matrik dan hardener yang dipakai adalah poliester yukalac tipe 157 BQTN-EX dan MEXPO sedang cetakan yang digunakan adalah cetakan baja. Pengujian memakai alat uji impak izot, spesimen uji dibuat menurut ASTM D-5941, foto mikro dan SEM digunakan untuk analisis penampang patahan. Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan akibat fraksi volume serat komposit Cantula-poliester terhadap karakteristik mekanik mengalami peningkatan ketangguhan impak rata-rata berturut-turut fraksi volume 10%, 20%, 30%,40% sebesar 6831.5J/m2, 7464.5J/m2, 8549J/m2 dan 10151.5 J/m2 tetapi pada fraksi volume serat 50% mulai terjadi penurunan nilai yaitu sebesar 9515J/m2. Meningkatnya energi serap tersebut diakibatkan penambahan serat sehingga komposit akan mampu meningkatkan sifat ketangguhan impaknya atau sebaliknya terjadinya debonding (serat semakin dominan), sehingga kegagalan terjadi pada tegangan rendah. Perilaku patahan uji impak pada komposit Vf 10%, 20%, 30% kegagalan cenderung dikarenakan akibat kegagalan matrik terlebih dahulu, tetapi pada Vf 40% menunjukkan adanya penguatan dari serat yaitu ditandai dengan patahnya serat dan matrik cenderung bersamaan. Sedang pada Vf 50% kegagalan dominan akibat komposisi matrik yang kurang sehingga penguatan seakan hanya berasal dari serat, jika dilihat dari penampang patahan menunjukkan fenomena yang semakin banyaknya fiber pull out.

Downloads

Published

19-06-2019

Issue

Section

Articles