PERBAIKAN SISTEM KERJA MENGGGUNAKAN PENDEKATAN ERGONOMI PARTISIPATORI GUNA MENGURANGI LEVEL CIDERA PADA PEKERJA (STUDI KASUS PT. MITRA REKATAMA MANDIRI)
Keywords:
Ergonomi, Produktivitas, Sistem KerjaAbstract
PT. Mitra Rekatama Mandiri merupakan perusahaan yang terletak di Klaten dan bergerak dalam bidang usaha
teknologi alat-alat pertanian. Dalam menjalankan aktivitas salah satu departemennya adalah divisi pengecoran
logam.Pada unit ini aktivitas produksi masih didominasi oleh tenaga manusia (Manual Material Handling). Masalah
yang ditemui pada lingkungan kerja adalah belum terjadi keselarasan sistem kerja antara manusia dan/atau mesinmelakukan kerja dengan menggunakan informasi, teknologi, dan sumber daya lainnya untuk menghasilkan produk, selain itu sikap kerja yang tidak alamiah dan mininmya penggunaan penggunaan alat pelindung diri adalah beberapa masalah yang ditemukan pada lingkungan kerja. Penelitianini dilakukan dengan tujuan perbaikan sistem kerja dengan pendekatan ergonomi partisipatori untuk menganalisis faktor-faktor dan data diperoleh untuk mengurangi resiko cidera pada pekerja.Berdasarkanpenelitianinidiperolehhasil bahwa terdapat postur kerja yang beresiko cidera otot bagi para pekerja.Hasil analisis berdasarkan metode Ovako Working Analysis System (OWAS ) menunjukkan postur kerja penuangan cairan masuk dalam kategori 3, yang artinya perbaikan perlu dikaukan secepat mungkin.Setelah dilakukan perbaikan, postur kerja dianalisis kembali menggunakan metode OWAS dan pekerja sudah dalam postur normal, pada postur kerja pembuatan cetakan fekuensi sikap kerja yang tidak alamiah sepeti punggung yang terlalu membungkuk diminimalisir dengan memberikan pengetahuan kepada pekerja mengenai sikap
kerja yang lebih baik sesuai pedoman-pedoman yang diperoleh dari referensi dan teori-teori yang ada. Kesadaran penggunaan alat pelindung diri (APD) yang masih sangat rendah oleh pekerja dapat dilihat pada dokumentasi berupa foto-foto saat melakukan pekerjaan, oleh karena itu dilakukan tindakan preventif dengan mengingatkan dan mengawasi kedisiplinan pekerja menggunakan alat pelindung diri. Hal ini tentunya juga membutuhkan komitmen perusahaan untuk menciptakan budaya pentinnya menggunakan alat pelindung diri sewaktu bekerja demi keselamatan dan kesehatan bagi para pekerja.