ANALISIS KUANTITATIF BULLWHIP EFFECT GUNA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DISTRIBUSI PADA PT. MADUBARU

Authors

  • Wahyu Ismail Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
  • Cyrilla Indri Parwati Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Keywords:

supply chain management, bullwhip effect, efektivitas

Abstract

Salah satu kendala yang masih sering dijumpai dalam sistem distribusi produk adanya fenomena Bullwhip Effect yaitu simpangan yang jauh antara persediaan yang ada dengan permintaan. Hal ini disebabkan kesalahan interpertasi data permintaan dan sistem informasi yang kurang terintegrasi di tiap rantai distribusi. Hal itu juga yang dialami oleh PT. Madubaru yang memproduksi produk gula konsumsi.
Untuk melakukan perbaikan digunakan pendekatan Supply Chain Management (SCM), dimana didalamnya tidak hanya membahas tentang distribusi produk saja, tetapi juga mengenai persediaan dan sistem informasi yang penerapan SCM. Adapun tujuan penelitian ini untuk menganalisis Bullwhip Effect dan meminimalisasi total biaya persediaan dengan metode Continous Review.

Hasil perhitungan nilai variabilitas menunjukan terjadinya bullwhip effect hampir disemua produk yang dikrimkan ke retailer-retailer. Keseluruhan yang terjadi bullwhip effect antarai lain : MK ½ Kg yang dikirim ke retailer Carrefour; ( MK-M, MK-B, MK ½ Kg, Polos 1 Kg, dan Polos ½ Kg) yang dikirim ke retailer Superindo; (
MK-M, MK-B, dan MK ½ Kg) yang dikirim ke retailer Indogrosir; (MK-B, MK ½ Kg, dan MK Mnl) yang dikirim ke retailer Progo; ( MK-M, MK-B, MK ½ Kg, Polos 1 Kg, Polos ½ Kg, dan MK Mnl) yang dikirim ke retailer Mirota, (MK ½ Kg, Polos 1 Kg, Polos ½ Kg, dan MK Mnl) yang dikirim ke retailer Pamella; dan ( MK-M, Polos ½
Kg, dan MK Mnl) yang dikirim ke retailer Lotte Mart. Karena masing-masing retailer tersebut memiliki nilai variasi permintaan sebesar 1,007 sampai 1,762 yang berarti lebih besar dari nilai perbandingan antara fungsi periode
dan lead time sebesar 1,005.Dari hasil pengolahan data inventory dengan metode system Q, diperoleh untuk produk gula MK-M dengan total biaya persediaan Rp 229.055.425,6 ; untuk gula MK-B dengan total persediaan Rp
534.425.962,1 ; untuk gula MK ( ½ Kg) dengan total persediaan Rp 8.978.662,105; untuk gula Polos (1 Kg) dengan total persediaan Rp 100.942.837,4 ; untuk gula Polos ( ½ Kg) dengan total persediaan Rp 14.663.860,3 ; dan untuk gula MK (Mnl) dengan total persediaan Rp 10.835.204,92.

Downloads

Published

2015-12-31

Issue

Section

Articles