ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SIX SIGMA DAN SEVEN TOOLS SERTA KAIZEN SEBAGAI UPAYA MENGURANGI PRODUK CACAT PADA PT. MITRA REKATAMA MANDIRI
Keywords:
Pengendalian Kualitas, Six Sigma, Seven Tools, Kaizen, CacatAbstract
PT. Mitra Rekatama Mandiri adalah industri manufaktur yang yang mengelola dan menghasilkan produk coran
logam. Hasil produksi berupa komponen-komponen alat pertanian dan pertambangan, yaitu pulley. Pekerjaan yang
dikerjakan secara mesin dan manual. Proses produksinya masih banyak terjadinya kerusakan produk yang sudah
tidak sesuai standar kualitas yang ditetapkan industri. Six Sigma dan seven tools serta kaizen untuk mengidentifikasi,
menganalisa dan memperbaiki faktor kerusakan produk. Berdasarkan hasil penelitian berupa pengolahan data dan
analisis dengan siklus DMAI dalam konsep Six Sigma DMAIC yaitu tahap define diketahui karakteristik kualitas
(CTQ) berupa data atribut sebanyak 10 jenis kerusakan. Hasil identifikasi proses dengan peta Kendali p pada tahap
measure diketahui berada diluar batas kendali atas (Out of control), yaitu 0.308, 0,256, dan 0,231. Hasil pengukuran
baseline kinerja perusahaan pada proses produksi finishing didapat nilai rata-rata DPMO sebesar 88.716 yang dapat
diartikan bahwa dari satu juta kesempatan akan terdapat 88.716. kemungkinan produk yang dihasikan mengalami
kerusakan. Proses produksi Finishing berada pada tingkat 3.57 sigma. Hasil identifikasi dengan diagram pareto,
CTQ yang paling dominan yang menimbulkan kerusakan yaitu jenis rantap sebesar 98%, jenis rusak mengsle 94%,
jenis rusak Kropos 78%, jenis rusak benjol 46% dari total rusak sebesar 265. Identifikasi masalah kerusakan dengan
fishbone diagram untuk mengetahui faktor-faktor sumber penyebab rusak. Pada tahap improve mengupayakan
rencana tindakan perbaikan dengan Kaizen berupa dua alat implementasi Kaizen yaitu Five M Check List dan Five
Step Plan. Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa penyebab utama kerusakan adalah faktor manusia dan
lingkungan. perbaikan dengan alat implemntasi kaizen, maka kebijakan utama yang harus dijalankan oleh pihak
manajemen perusahaan yaitu pengawasan atau control yang lebih ketat disetiap tahapan proses.