USULAN PERAWATAN BUOY TSUNAMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RISK BASED MAINTENANCE (RBM)
Keywords:
Buoy Tsunami, Risk, Risk Based MaintenanceAbstract
Buoy tsunami merupakan alat pendeteksi gelombang tsunami yang dipasang di tengah laut. Alat
ini berfungsi mengirim informasi dari gelombang di laut akan identifikasi gelombang tsunami. Komponen dari
alat buoy tsunami mempunyai peranan penting agar tetap memberikan data yang akurat. Pemasangan yang
dilakukan di tengah laut mempunyai kesulitan terhadap kegiatan perawatan serta risiko kerusakan pada
komponen yang tinggi. Pada saat ini program buoy tsunami sudah tidak aktif lagi dikarenakan banyak alat
yang sudah tidak berfungsi, akan tetapi pada tahun 2018 BPPT sedang mengajukan program untuk pengadaan
dan penggunaan buoy tsunami kembali. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui tingkat risiko pada
setiap komponen buoy tsunami. Metode Risk Based Maintenance (RBM) dapat menunjukkan tingkat risiko
pada setiap komponen serta mengetahui tingkat risiko tertinggi untuk menentukan strategi perawatan yang
tepat pada setiap komponen. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dari 28 komponen
buoy tsunami terdapat 7 faktor penyebab utama kerusakan pada komponen buoy tsunami adalah terjadi korosi
terdapat 21 komponen, umur komponen terdapat 9 komponen, terjadi pengendapan terdapat 8, terjadi
kebocoran terdapat 16 komponen, terjadi kerusakan komponen dalam terdapat 11 komponen, terjadi putus
terdapat 5 komponen serta terjadi patah terdapat 1 komponen. Risiko tertinggi dengan nilai 1 kriteria
bahaya dari komponen buoy tsunami yaitu pada komponen polyprophilene, singker dan releaser. Perawatan
yang tepat dari komponen dengan risiko tertinggi yaitu pada komponen polyprophilene dilakukan
pengecekan kondisi fisik dan pengecekan kekuatan, pada komponen singker dilakukan penggantian dan pada komponen releaser dilakukan pengecekan komunikasi data. Waktu perawatana pada komponen dengan nilai risiko tertinggi yaitu 1 tahun.