ANALISIS RISIKO K3 DENGAN METODE HIRARC PADA INDUSTRI TAHU DAN TEMPE KELURAHAN SELILI, SAMARINDA

Authors

  • Lina Dianati Fathimahhayati Universitas Mulawarman
  • Muhammad Rafi Wardana Universitas Mulawarman
  • Nadine Annisa Gumilar Universitas Mulawarman

Keywords:

Analisis Risiko, HIRARC, K3, Pabrik Tahu dan Tempe

Abstract

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu permasalahan yang banyak menyita perhatian berbagai organisasi saat ini karena mencakup permasalahan segi perikemanusiaan, biaya dan manfaat ekonomi, aspek hukum, pertanggungjawaban serta citra organisasi itu sendiri. Pabrik Tahu dan Tempe Kelurahan Selili merupakan salah satu sentra industri tahu yang ada di Kota Samarinda. Saat ini, perusahaan dapat dikatakan belum menerapkan K3 dengan baik. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat menimbulkan kerugian dari biaya produksi berupa pemborosan terselubung yang dapat mengurangi produktivitas. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, salah satunya dapat dilakukan dengan cara analisis risiko. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode HIRARC (Hazard Identification, Risk Assesment, and Risk Control). Metode ini terdiri 3 (tiga) tahapan yaitu identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan penentuan langkah-langkah pengendalian berdasarkan data yang dikumpulkan. Identifikasi bahaya dilakukan dengan cara melakukan wawancara dan observasi terhadap karyawan dan pemilik pabrik tahu dan tempe, sedangkan penilaian risiko dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner penilaian tingkat kemungkinan dan keparahan terjadinya risiko setiap potensi bahaya. Kuesioner ini disebarkan kepada karyawan dan pemilik salah satu pabrik tahu dan tempe di Kelurahan Selili, Samarinda. Setelah didapatkan indeks risiko dari setiap potensi bahaya, langkah selanjutnya adalah menetapkan langkah-langkah pengendalian risiko. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan 95 potensi bahaya pada proses pembuatan tahu, dimana 66,3% merupakan bahaya dengan kategori risiko rendah, 23,2% merupakan bahaya kategori risiko sedang, dan 10,5% merupakan bahaya kategori risiko tinggi. Pekerjaan dengan tingkat risiko tinggi berada pada kegiatan penggilingan kedelai, perebusan, penyaringan, tahap pencetakan tahu, pendinginan, dan aktivitas pemotongan tahu. Pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko antara lain adalah penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi pekerja, sehingga pekerja dapat dengan aman dan nyaman dalam bekerja, dan dipasangnya rambu-rambu peringatan pada setiap sudut ruang produksi untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Downloads

Published

2019-05-29

Issue

Section

Articles