Jurnal Teknik Mesin https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/mesin <p>Jurnal Teknik Mesin is a national journal published by the Department of Mechanical Engineering, Faculty of Industrial Technology, Institut Sains &amp; Teknologi AKPRIND Yogyakarta. This journal not only accommodates lecturers and students to publish the results of their research, but also other parties such as researchers, research institutions, government institutions and industry in the field of mechanical engineering.</p> <p>Covering the scope of mechanical engineering such as Energy, Manufacturing, Material and Renewable Energy Conversion, trying to spread the knowledge of the scope within the frequency of 2 volume per year, June and December. The review process of the manuscript is peer-reviewed. The manuscript must follow author guideline of this journal, the journal in Indonesian or English.</p> en-US [email protected] (Jurusan Teknik Mesin) [email protected] (Yuli Purwanto) Thu, 30 Jun 2016 00:00:00 +0800 OJS 3.3.0.3 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Optimasi Kondisi Operasi Proses Pengelasan Shielded Metal Arc Welding pada Frame Kursi Penumpang Bus di Industri Karoseri https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/mesin/article/view/181 <p>Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan meningkatkan kualitas produk hasil pengelasan pada proses karoseri bus pada CV. XYZ.</p> <p>Proses pengelasan menggunakan metode SMAW dilakukan pada CV. XYZ. Obyek penelitian adalah frame bangku untuk bus yang menggunakan bahan baja AISI 1006&nbsp; dilas&nbsp; menggunakan metode SMAW dengan elektorda RD260 sepsifikasi AWS 6013. Penngujian meliputi: Pengujian komposisi kimia, Pengujian tarik. Parameter pengealsan beruapa arus pengelasan dan tegangan pengelasan: Arus (I)&nbsp; 80, 100 , dan 120 Ampere, tegaangan (E) 40 Volt.</p> <p>Penelitian pada pengelasan frame bangku bus memperoleh hasil sebagai berikut: Bahan frame bangku bus mendekati baja AISI 1006, komposisi kimia bahan frame bangku bus terdiri dari: 0,0775%C, 0,2493%Mn, 0,0136%P, dan 0,0077%S. Proses penyambungan bahan frame bangku bus mengguakan arus pengelasan yang berbeda yaitu: 80, 100, dan 120 Ampere berpengaruh terhadap peningkatan harga kekerasan pada daerah HAZ dan daerah Las. Semakin tinggi arus yang digunakan maka harga kekerasan pada daerah las dan HAZ semakin tinggi. Pada bahan frame bangku bus penyambungan dengan menggunakan arus pengelasan 100 ampere menunjukkan rata-rata tegangan tarik maksimum rata-rata 37,28kg/mm<sup>2</sup>, hasil sambungan menggunakan pengelasan listrik dengan arus 80 ampere rata – rata tegangan tarik 36,53 kg/mm<sup>2</sup>, hasil sambungan menggunakan pengelasan listrik dengan arus 120 ampere rata – rata tegangan tarik max 36,97 kg/mm<sup>2</sup>. Proses penyambungan pada pembuatan frame bangku bus dengan pengelasan SMAW menggunakan arus 100 ampere lebih baik dilihat dari harga kekerasan dan kekuatan tarik hasil sambungan dibandingkan pengelasan mengunakan arus 80, dan 120 ampere.</p> Tri Teguh Rahayu, Saiful Huda, Agus Duniawan Copyright (c) 2019 https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/mesin/article/view/181 Thu, 24 Jan 2019 00:00:00 +0800 Perancangan Fixture Untuk Proses Pemesinan Batang Piston Mesin Sepeda Motor Menggunakan Mesin Bubut Universal Pinacho S-90/180 https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/mesin/article/view/211 <p>Perencanaan fixture merupakan bagian dari perancangan alat bantu meliputi proses mendesain dan mengembangkan alat bantu untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi proses permesinan produk dalam jumlah yang banyak atau massal.</p> <p>Benda kerja connecting-rod pada proses pembuatan big-end dan small-end membutuhkan ketepatan ukuran agar connecting-rod dapat berfungsi dengan maksimal. Perancangan fixture pengeboran pada proses pembuatan lubang big-end dan small-end meliputi perancangan komponen diantaranya : base plate assembly, fixture assembly, dan v-block assembly. Desain fixture untuk mesin bubut universal pinacho s-90/180.&nbsp; Hasil perhitungan pada proses drilling benda kerja dalam pembentukan lubang big-end dan small-end dengan diameter mata bor 6 mm memiliki kecepatan potong 0,314 m/s, gaya pemotongan 87,06 kg, momen puntir, daya pemotongan 385,57 W, waktu pemotongan 5,268 s. Hasil perhitungan pada proses boring benda kerja dengan diameter mata bor 15 mm memiliki kecepatan potong 0,785 m/s, gaya pemotongan 217,664 kg, momen puntir, daya pemotongan 2006,3 W, waktu pemotongan 5,6 s. Hasil perhitungan pada proses boring benda kerja dengan diameter mata bor 30 mm memiliki kecepatan potong 1,57 m/s, gaya pemotongan 434,88 kg, momen puntir, daya pemotongan 6986,4 W , waktu pemotongan 6,175 s. Hasil perhitungan total seting-up dan proses pemesinan 129,7 s. Pada analisa perhitungan ulir untuk tiap-tiap sambungan sudah mendapatkan data yang dapat dikatakan aman.</p> Emmanuel Addo Adhiyaksa, Adi Purwanto, Agus Duniawan Copyright (c) 2019 https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/mesin/article/view/211 Thu, 24 Jan 2019 00:00:00 +0800 Deteriorasi Kinerja Ketel Uap Takuma N1300 SA Terhadap Waktu Operasional Pada Sistem Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas 90 Ton TBS/Jam https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/mesin/article/view/212 <p>Ketel uap atau <em>boiler</em> memiliki peranan yang sangat penting didalam industri minyak kelapa sawit, untuk menghasilkan uap panas yang digunakan sebagai fluida kerja maupun media pemanas untuk berbagai macam keperluan rumah tangga sampai dengan proses pengolahan minyak kelapa sawit. Pada penelitian kali ini mengenai penurunan efisiensi <em>boiler</em> terhadap waktu operasional <em>boiler</em> itu sendiri menggunakan <em>boiler</em> dengan merk Takuma N1300 SA dengan <em>Max. Steam Evaporation</em> 45.000 kg/jam, <em>boiler</em> dengan model Takuma N1300 SA menggunakan bahan bakar <em>Palm Wastes </em>yaitu serabut <em>(fiber) </em>dan cangkang <em>(shell) </em>dengan konsumsi bahan bahan bakar 15000 kg/jam. Sedangkan hasil dari penelitian pada <em>boiler</em> Takuma N1300 SA diketahui penurunan efisiensi <em>boiler </em>terhadap waktu operasional dipengaruhi banyak faktor seperti, timbulnya kerak pada pipa-pipa, kandungan air dalam bahan bakar, kerugian kalor, dan lain-lain. Sehingga semakin lama <em>boiler </em>tersebut beroperasi semakin kecil juga efisiensi yang dihasilkan. Sehingga diperlukannya perawatan berkala dan penggantian komponen yang sudah tidak berfungsi secara maksimal.</p> Muhammad Arifin, Hary Wibowo, A.A. Putu Susastriawan Copyright (c) 2019 https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/mesin/article/view/212 Thu, 24 Jan 2019 00:00:00 +0800 Rancang Bangun Alat Penghisap Debu Untuk Komponen Kendaraan Ramah Lingkungan https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/mesin/article/view/213 <p>Debu merupakan kotoran yang sering berterbangan dilingkungan sekitar, apabila debu tersebut terhirup oleh manusia maka akan&nbsp; menyebabkan gangguan pada pernafasan manusia. Sama halnya terhadap komponen kendaraan yang beroperasi setiap waktu. Debu yang menempel pada komponen kendaraan akan mengakibatkan gangguan-gangguan pada kinerja komponen tersebut, rancang bangun alat pengisap debu pada komponen kendaraan yang ramah lingkungan ini bertujuan untuk menjaga dan meminimalisir debu yang berterbangan diudara bebas akibat dari pembersihan komponen kendaraan yang kurang diperhatikan efek sampingnnya bagi kesehatan manusia. Dengan adanya alat penghisap debu pada komponen kendaraan yang ramah lingkungan ini, kita dapat membersihkan komponen-komponen tersebut tanpa harus mencemari lingkungan sekitar, selain itu alat ini membantu mekanik dalam pembersihan komponen-komponen kendaraan yang berdebu seperti filter udara,&nbsp; kampas rem, kampas kopling mobil, dan komponen-komponen lainnya.</p> <p>Proses pembuatan rancang bangun alat penghisap debu pada komponen kendaraan yang ramah lingkungan ini dilakukan dengan tahap perencanaan bentuk, perencanaan ukuran, penentuan dan perancangan komponen-komponen pendukung untuk alat penghisap debu pada komponen kendaraan. Melakukan survei bahan-bahan dan komponen-komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan alat sehingga menghasilkan rancang bangun alat penghisap debu pada komponen kendaraan yang ramah lingkungan dan mempunyai manfaat bagi dunia otomotif selain itu bermanfaat juga bagi lingkungan sekitar. Setelah beberapa komponen yang dibutuhkan oleh alat penghisap debu pada komponen kendaraan ini terkumpul maka tahap selanjutnya yaitu merakit beberapa komponen agar terbentuknya suatu alat penghisap debu pada kendaraan yang berguna dan bekerja sesuai fungsinya. Melakukan pembahasan dan pengkajian alat agar alat&nbsp; penghisap debu pada komponen kendaraan ini benar-benar dapat bekerja sesuai&nbsp; fungsinya.</p> <p>Hasil perancangan alat penghisap debu pada komponen kendaraan yang ramah lingkungan memiliki spesifikasi berdimensi diameter drum bagian atas 590 mm, dengan drum bagian atas yang berukuran tersebut maka drum ini dapat menampung sebuah blower dan filter. Drum bagian bawah berdiameter 590 mm dengan tinggi 300 mm&nbsp; yang mampu menampung air 35- 40&nbsp; liter air. Rangka memiliki dimensi tinggi 910 mm, lebar 540 mm, dan panjang 590. Rangka terbuat dari plat besi ST34 dengan profil L. Alat penghisap debu komponen kendaraan ramah lingkungan memeliki fungsi dan cara kerja menghisap debu dari hasil proses pembersihan komponen dan di filtrasi oleh aliran air sehingga debu akan tersaring dan larut kedalam air dan udara kotor yang terhisap akan keluar kembali dalam keadaan bersih.</p> Rindra Prabowo, Bayu Gumilar, Burhanudin Iryana, Iqbal Wijaya, Aji Pranoto Copyright (c) 2019 https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/mesin/article/view/213 Thu, 24 Jan 2019 00:00:00 +0800 Rancang Bangun Alat Bantu Untuk Pengelasan Siku, T dan Sejajar untuk Praktikum Teknik Pengelasan https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/mesin/article/view/214 <p>Tujuan dari perancangan alat bantu pengelasan dengan Jig ini adalah untuk mempermudah mahasiswa dalam melakukan proses pengelasan dasar, sehingga dapat mempraktekkan secara langsung proses pengelasan pada dunia kerja nanti. Selain itu perancangan alat bantu pengelasan ini juga bertujuan untuk menguji kompetensi mahasiswa,&nbsp; dengan cara melakukan uji kompetensi pengelasan sehingga dapat menaikan kinerja dari para mahasiswa .</p> <p>Konsep perancangan alat bantu pengelasan dengan Jig ini adalah menggabungkan konsep kerja dari beberapa alat bantu yang sudah terlebih dahulu ada, kemudian digabungkan dalam satu alat bantu yang mampu mempermudah kinerja dari juru las. Meja yang digunakan untuk pengelasan biasanya menggunakan plat lembaran dengan diberi kaki-kaki disetiap sisinya, sehingga perancangan alat bantu ini kami buat dengan memodifikasi beberapa komponen dari meja las dengan memasukan media Jig sebagai pemegang benda kerja yang akan di las.</p> <p>Dari hasil perancangan alat bantu pengelasan dengan Jig ini di dapat hasil yaitu material yang digunakan untuk Jig adalah baja plat dengan dimensi ukuran tebal 20mm, panjang 350mm, lebar 200mm, material untuk rangka adalah menggunakan baja jenis Hollow dengan dimensi ukuran 30mm x 30mm x 2m, material bata tahan api (fire brick) membutuhkan 14 buah bata tahan api dengan dimensi tinggi 50mm x 200mm x 100mm dengan berat satu buah 3,5 kg.</p> Gusti Jallu Ismoyoaji, Aditya Jihan, Ery Setiawan, Bambang Wahyu Sidharta Copyright (c) 2019 https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/mesin/article/view/214 Thu, 24 Jan 2019 00:00:00 +0800 Simulasi Kendali Sequensial untuk Proses Pengisian Ulang Tabung LPG 3 Kg Dengan PLC (Programmable Logic Controller) https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/mesin/article/view/215 <p>Pembuatan desain simulasi system conveyor ini adalah untuk mensimulasikan dan membuat sistem kontrol conveyor pada proses pengisian (refilling) tabung gas 3 kg menggunakan PLC. Sistem kontrol menggunakan PLC ini memiliki jalur masukan sebagai input yaitu 2 buah tombol untuk menyalakan dan mematikan kerja sistem, dan 15 buah sensor diantranya 13 buah sensor jarak ( proximity) untuk mengontrol keberadaan tabung diatas conveyor, 1 buah sensor kawat peka regangan (strain gauge) untuk mengnonaktifkan proses pengisian, 1 buah sensor gas untuk mendeteksi kebocoran gas pada tabung dan jalur keluaran sebagai output yaitu 6 buah motor DC untuk menggerakan 6 buah conveyor , 8 buah solenoid untuk mendorong dan mengambil tabung di atas conveyor. PLC yang digunakan PLC omron tipe CPIE-E30, yang digunakan sebagai sistem kontrol harus diprogram, bahasa pemrograman yang digunakan adalah diagram tangga, diagram tangga dibuat menggunakan software cx prgrammer melalui komputer. Setelah program dibuat kemudian disimulasikan menggunakan PLC Simulator untuk mengetahui apakah program tersebut benar atau tidak.</p> Eko Susanto Copyright (c) 2019 https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/mesin/article/view/215 Thu, 24 Jan 2019 00:00:00 +0800 Vacuum Cleaner untuk Tatal dan Sampah pada Ruangan Permesinan https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/mesin/article/view/216 <p>Proses perancangan sebuah alat pada dasarnya melalui suatu tahapan yang sangan panjang, tidak serta merta langsung menghasilkan mesin yang seketika langsung jadi. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan perancangan <em>vacuumcleaner</em> untuk tatal dan sampah pada ruangan pemesinan ini adalah: mengetahui pembuatan perancangan mesin vacuum cleaner, mengetahui jenis material dan dimensi mesin vacuum cleaner, mengetahui besar daya motor yang digunakan pada mesin vacuum cleaner, mengetahui bahan rangka dan jenis penyambungan rangka. Metode yang digunakan dalam perancangan vacuum cleaner ini yang pertama adalah pembuatan konsep yang menghasilkan gambar perancangan. Kemudian pembuatan alat dengan pemilihan bahan-bahan komponen yang meliputi rangka besi profil L dengan dimensi 38x38x3, mesin penggerak menggunakan motor listik, blower sebagai alat untuk menghisap udara, cyclone sebagai alat untuk memisahkan antara debu dan udara, drum sebagai alat untuk menampung kotoran (tatal), dan alat bantu terdiri dari selang dan roda. Hasil dari pembuatan vacuum cleaner untuk tatal dan sampah pada ruangan pemesinan dengan gambar perancangan kerja adalah 700x350x610, dengan daya motor listrik 1 PK. Berdasarkan hasil dari pengujian vacuum cleaner untuk tatal dan sampah pada ruangan pemesinan dimana proses pembersihan untuk selah-selah yang tak terjangkau bisa lebih maksimal dilakukan dengan menggunakan mesin vacuum cleaner. Pengoperasian alat ini dapat dilakukan dengan mudah dan tidak terlalu membutuhkan orang banyak untuk mengoperasikannya.</p> Luqmanul Khakim, Ustman Khomsaha Shokwan, Zainur Rohman, Adi Purwanto Copyright (c) 2019 https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/mesin/article/view/216 Thu, 24 Jan 2019 00:00:00 +0800 Perancangan Belt Conveyor sebagai Pengangkut Batubara dengan Kapasitas 2700 Ton/Jam https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/mesin/article/view/217 <p>Didalam industri, bahan – bahan yang digunakan kadangkala merupakan bahan yang berat maupun berbahaya bagi manusia. Untuk itu diperlukan alat transportasi untuk mengangkut bahan – bahan tersebut mengingat keterbatasan tenaga manusia baik itu berupa kapasitas bahan yang akan diangkut maupun keselamatan kerja dari karyawa. Salah satu jenis alat pengangkut yang sering digunakan adalah belt conveyor yang berfungsi untuk mengangkut bahan – bahan industri yang berbentuk padat. Pemilihan alat transportasi (conveying equipment) material padatan antara lain tergantung pada kapasitas yang ditangani adalah jarak perpindahan material, kondisi pengangkutan adalah vertical, horizontal atau inklinasi ukuran (size), bentuk (shape) dan sifat material (properties). Belt conveyor digunakan diindustri biasanya untuk memindahkan muatan satuan (unit load) maupun muatan curah (bulk load) sepanjang garis lurus (horizontal) atau sudut inklanasi terbatas. Belt yang digunakan disesuaikan dengan material yan diangkut adapun persyaratan yang harus dipenuhi belt conveyor tidak menyerap menyerap air (low higroscopicity), kekuatan tinggi, ringan, pertambahan panjang spesifik rendah (low specific elongation), fleksibilitas tinggi, lapisan tidak mudah lepas (high resistivity to ply separation) dan tahan lama (long service life). Didalam menentukan lapisan belt conveyor dapat ditentukan dengan lebar belt conveyor yang digunakan. Dalam perancangan ini kapasitas conveyor sebesar 2781 ton/jam sehingga aman untuk mengangkut material hingga batas maksimal conveyor tersebut.</p> Recki Aosoby, Toto Rusianto, Joko Waluyo Copyright (c) 2019 https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/mesin/article/view/217 Thu, 24 Jan 2019 00:00:00 +0800 Karakterisasi Sifat Mekanis Hasil Las SMAW dan MIG pada Frame Kursi Penumpang Bus di Industri Karoseri https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/mesin/article/view/218 <p>Pengelasan adalah kumpulan teknologi untuk memperoleh suatu sambungan mati&nbsp; yang dilakukan dengan pemanasan yang mencapai&nbsp; suhu titik cair dari logam dengan menggunakan bahan tambah atau tanpa bahan tambah.&nbsp; Pada proses perakitan karoseri pada tahap penyambungan dengan pengelasan (welding) menggunakan beberapa macam pengelasan yaitu sebagai berikut: lasshielded metal arc welding (SMAW), lasmetal inert gas (MIG). Batasan masalah pada penelitian perbandingan karakteristik hasil las SMAW dan MIG dengan bahan baja untuk frame kursi bus adalah sebagai berikut: Bahan pipa baja dengan dimensi : diameter (D<sub>0</sub>) 26,85 mm, tebal (t) 1,93 mm. Proses pengelasan dengan metode SMAW dilakukan pada CV. XYZ. Obyek penelitian adalah frame bangku untuk bus yang dilas (Metode SMAW dengan elektorda RD260 sepsifikasi AWS 6013, metode MIG dengan eletroda ER70S)<strong> .</strong>Pengujian komposisi kimia bahan frame bangku untuk bus. Pengujian tarik, struktur mikro dan kekerasan dilakukan pada Laboratorium pengujian bahan IST Akprind Yogyakarta. Pada penelitian perbandingan karakteristik hasil las SMAW dan MIG dengan bahan baja untuk frame kursi bus memperoleh hasil sebagai berikut : Berdasarkan data hasil uji komposisi vahan frame bangku bus mendekati baja AISI 1006, komposisi kimia vahan frame bangku bus terdiri dari: 0,0775%C, 0,2493%Mn, 0,0136%P, dan 0,0077%S. Padabahan frame bangku bus penyambungan dengan menggunakan metode MIG menunjukkan rata-rata tegangan tarik maksimum rata-rata37,26 kg/mm<sup>2</sup>, hasil sambungan menggunakan pengelasan SMAW rata – rata tegangan tarik max 36,97 kg/mm<sup>2</sup>. Regangan sambungan las pada metode MIG 25,01%, sedangkan pada metode SMAW adalah 20,12%. Proses penyambungan pada pembuatan frame bangku bus dengan pengelasan MIG lebih baik dibandingkan dengan metode SMAW dilihat dari harga kekerasan, rata-rata regangan dan kekuatan tarik</p> Eka Pujo Sakti Copyright (c) 2019 https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/mesin/article/view/218 Thu, 24 Jan 2019 00:00:00 +0800