PENGARUH KONSENTRASI PLASTICIZER GLISEROL DAN KOMPOSISI KHITOSAN DALAM ZAT PELARUT TERHADAP SIFAT FISIK EDIBLE FILM DARI KHITOSAN

Authors

  • Sari Katili Departemen Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok
  • Bayu Tri Harsunu Departemen Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok
  • Suryo Irawan Balai Besar Kimia dan Kemasan, Departemen Perindustrian RI

Keywords:

Edible Film, Khitosan, Plasticizer, Gliserol, Asam Asetat Glasial

Abstract

Kulit udang selama ini di Indonesia hanya dianggap sebagai limbah yang pemanfaatannya masih terbatas.        Salah satu alternatif daur ulang limbah kulit udang adalah sebagai sumber khitosan. Melalui proses lanjutan, khitosan dapat dibuat menjadi edible film. Edible film khitosan sedang dikembangkan sebagai pengemas modern yang ramah lingkungan karena dapat langsung dimakan dan terurai oleh alam. Untuk membuat edible film, khitosan dilarutkan dalam pelarut asam asetat glasial 1%. Pembuatan edible film harus melalui proses pengadukan dan pemanasan pada suhu 500C.  Selanjutnya larutan khitosan dituang diatas media cetak akrilik untuk dapat membentuk edible film. Plasticizer dapat ditambahkan untuk mengurangi kerapuhan dan meningkatkan fleksibilitas dan ketahanan film. Pada penelitian ini menggunakan gliserol sebagai plasticizer.

Hasil penelitian menunjukkan untuk analisis ketebalan edible film, diperoleh nilai rata-rata berkisar antara 0,018 mm ± 0,0011 % sampai dengan 0,097 mm ± 0,0029 %, ketebalan meningkat

Dapat terlihat pada sampel IA sampai dengan ID. Sampel IA (2 gr khitosan, 0,2 ml/gr gliserol), sampel IB (2 gr khitosan, 0,4 ml/gr gliserol), sampel IC (2 gr khitosan, 0,6 ml/gr gliserol), sampel ID (2 gr khitosan, 0,8 ml/gr gliserol), diperoleh nilai rata-rata kuat tarik sebesar 111,130 kgf/cm2 ± 18,378 % makin menurun sampai dengan 18,696 kgf/cm2 ± 2,085 %. Pada analisis uji elongasi, nilai terendah sebesar 5,2000% ± 0,8367% pada sampel IA dan tertinggi sebesar 32,800% ± 3,5637% pada sampel IVD (5 gr khitosan, 0,8 ml/gr gliserol). Pemanjangan edible film meningkat dengan meningkatnya konsentrasi gliserol dan komposisi khitosan yang digunakan. Untuk hasil analisis uji WVTR, diperoleh nilai terendah 165,56 g/m2/24jam ± 0,14% dan tertinggi 559,48 g/m2/24jam ± 2,47%. Laju transmisi uap air cenderung meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi gliserol dan komposisi khitosan. Sedangkan pada analisis uji O2TR, diperoleh nilai yang terendah sebesar 0,32 cc/m2/24jam ± 0,0004% dan tertinggi sebesar 1,33 cc/m2/24jam ± 0,74%. Nilai laju transmisi oksigen yang didapat pada penelitian ini cenderung semakin menurun seiring dengan peningkatan konsentrasi gliserol dan komposisi khitosan.

Berdasarkan hasil penelitian ini, terlihat bahwa peningkatan konsentrasi gliserol dan komposisi khitosan dapat meningkatkan ketebalan, persentase pemanjangan, dan laju transmisi uap air edible film khitosan, namun dapat juga menurunkan nilai laju transmisi oksigen. Untuk uji kuat tarik, nilainya semakin menurun dengan peningkatan konsentrasi gliserol, namun semakin meningkat dengan peningkatan komposisi khitosan.

 

Kata kunci : Edible Film, Khitosan, ,,

Downloads

Download data is not yet available.

References

A.G. Richards (1951). The Integument of Arthropods. The Chemical Components and Their Properties : The Anatomy and Development and Permeability (Minneapolis: University of Minnesota Press).
B. Focher, et al.,(1992). “Structural Differences Between Chitin Polymorphs and Their Precipitates from Solution Evidence from CP-MAS 13 C-NMR, FT-IR and FT-Raman Spectroscopy.” Charbohidrat Polymer, 17 (2), 97-102.
E. Cabib (1987). The Synthesis and Degradation of Chitin, Di dalam A. Meister (Ed). “Advances in Enzymology”. New York: An Interscience Publication John Willey and Sons Inc., 59, hal.59-101.
G. Lang (1995). ”Chitosan Derivatives-Preparation and Potential Uses”. Collection of working Papers, Universiti Kebangsaan Malaysia, 11 (28), 109-114.
J.M. Krochta, E.A. Baldwin, M.O. Nisperos-Carriedo, Edible Coatings and Films to Improve Food Quality (Pennsylvania: Technomic Publishing Co. Inc., 1994).
J.G. Winterowd, P.A. Sandford, Chitin and Chitosan, Di dalam A.M. Stephen (Ed.), Food Polysaccharides and Their Applications (New York: Marcel Dekker Inc.,1995), hal.441-456.
Kurnia Wiji P.(1994). “Pemanfaatan Limbah Cangkang Udang”. Kompas, 15 Juli 2004.
Moeljanto, Udang Sebagai Bahan Pangan
(Jakarta: Lembaga Oseanografi Nasional., 1979).
P.E. Suptijah, et. al., Pengaruh Berbagai Metode Isolasi Khitin Kulit Udang Terhadap Kadar dan Mutunya (Bogor: Institut Pertanian Bogor, 1992).
R.A.A. Muzzarelli (1985). Chitin, Di dalam G. O. Aspinal (Ed.), “The Polysaccharides”. New York: Academic Press Inc., 3, hal.417-450.
S. Hirano (1986). Chitin and Chitosan. Republicka of Germany: Ulmann’s Encyclopedia of Industrial Chemistry 5th . ed. A. 6, 231-232.
Suryo Irawan, Dewi Retno A., “Laporan Proyek Khitosan; Aplikasi Edible Film Khitosan Pada Buah Stroberi dan Paprika”. Jakarta: Balai Besar Kimia dan Kemasan, 2005.
S.L. Angka, M.T. Suhartono, Bioteknologi Hasil Laut (Bogor: Pusat Pengkajian Sumberdaya dan Pesisir Lautan IPB, 2000).
Sylvia Sari Barkey. “Aplikasi Edible Film Khitosan dari Kulit Udang Windu pada Penyimpanan Buah Tomat.” Skripsi, Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bogor, 2002,

Downloads

Published

2013-06-30

How to Cite

Katili, S., Tri Harsunu, B., & Irawan, S. (2013). PENGARUH KONSENTRASI PLASTICIZER GLISEROL DAN KOMPOSISI KHITOSAN DALAM ZAT PELARUT TERHADAP SIFAT FISIK EDIBLE FILM DARI KHITOSAN. Jurnal Teknologi, 6(1), 29–38. Retrieved from https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/jurtek/article/view/984