ANALISIS HAZARD IDENTIFICATION AND HEALTH RISK ASSESSMENT DI LINGKUNGAN KERJA PRODUKSI GARMEN DI PT. DAIWABO GARMENT INDONESIA, KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH

Authors

  • Nunung Agus Firmansyah Program Magister, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
  • Winda Nur Cahyo Dosen Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.3415/jurtek.v12i1.2164

Keywords:

Hazard and Health Risk Assessment, kesehatan, ergonomi, temperatur

Abstract

Penelitian yang dilakukan di PT. Daiwabo Garment Indonesia bertujuan untuk mengetahui tingkat pencemaran partikel debu serat kain dan iklim dalam ruang produksi  garmen dan memperkirakan mekanisme terjadinya pengaruh hazard terhadap kesehatan para pekerja, Berdasarkan literature dan penelitian terdahulu diketahui bahwa debu serat kain dan kondisi iklim yang panas, pencahayaan. serta faktor ergonomi di dalam ruangan produksi garmen merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja. Pemaparan terhadap debu serat kain yang terus menerus dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan gangguan paru-paru dan penyakit kulit. Penyakit akibat pemaparan terhadap debu serat kain disebut Bisinosis dan penyakit ini menjadi persoalan penting bagi para tenaga kerja pada pabrik yang sudah berjalan selama puluhan tahun.

Hasil  identifikasi hazard yang berada di ruangan produksi garmen memberikan pengaruh kesehatan  terhadap para karyawan berupa: hasil pengukuran debu serat kain di bawah nilai baku mutu, tetapi yang menjadi permasalahannya adalah nilai terakumulasinya yang terpapar di ruang produksi garmen yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan tenaga kerja, Pengukuran kondisi iklim dalam ruang produksi garmen menunjukkan bahwa pencahayaan yang kurang baik di bagian produksi finishing dan permasalahan ergonomi pada posisi kerja duduk dan berdiri. Masa kerja sangat berpengaruh terhadap dampak penurunan kesehatan tenaga kerja yang berada di ruang  sewing maupun di ruang cutting, disebabkan karena semakin lama seseorang bekerja maka semakin besar penimbunan paparan debu  serat kain yang dihirup oleh tenaga kerja tersebut. Dampak penurunan kesehatan tenaga kerja bukan hanya terhadap paru-paru tetapi juga terhadap penyakit lainnya seperti alergi/ gatal-gatal di kulit. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terdapat keluhan paru-paru dan keluhan kulit yang dirasakan tenaga kerja di bagian produksi.

 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aditama, T.Y, 1997, Pengaruh Debu Besi Terhadap Kesehatan Paru Pekerja Pabrik Besi Baja PT.Krakatau Steel ,Journal Respiratory Indonesia, 17 (1) : 16 – 24.
Adji, N.C., 2003, Gambaran Kelainan Paru Akibat Terpapar Debu Asbes dan Semen Pada PT. Samiaji Yogyakarta, Tesis, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Almatsier, S., 2002, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Anies, 2005, Penyakit Akibat Kerja, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Arikunto, S., 1991,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta
Asep, I.., 2003, Hubungan Paparan Debu Kayu dengan Keluhan Subjektif Saluran Pernafasan dan Gangguan Ventilasi Paru pada Tenaga Kerja PT. Perwita Karya Divisi Mebel Kabupaten Sleman Yogyakarta, Tesis, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Damanik, H.L.,2005, Dampak Pencemaran Debu Terhadap Kesehatan Tenaga Kerja Pada Bagian Produksi Pengecoran Logam Studi Kasus Di PT. Bonjor, Klaten, Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Damanik, H.L.,2015, Model Pengendalian Kesehatan Tenaga Kerja Pada Kegiatan Pengecoran Logam Tradisional Studi Kasus Di Kawasan Industri Batur, Klaten Jawa Tengah, Disertasi , Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Habsari, N.D., 2003, Penggunaan Alat Pelindung Diri Bagi Tenaga Kerja,Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Jakarta
Prayudi. T., 2001, Kualitas Debu dalam Udara sebahai Dampak Industri Pengecoran Logam, Jurnal Teknologi Lingkungan Vol 2 No.2, Mei 2001
Purdon ,W., 1971, Environmental Health, N.Y. Academic Press,New York
Notoatmodjo, S., 1997, Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Sri .M, 2000, Paparan Debu Gamping dan Gangguan Penglihatan Tenaga Kerja Pada Industri Pembakaran Batu Gamping Di Kabupaten Sleman Yogyakarta, Tesis , Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Sutopo, 1986, Pengaruh Pemberian Minum Air Dan Natrium Klorida Terhadap Tenaga Kerja Yang Terpapar Pada Industri Pengecoran Logam PT. Inti General Jaya Steel Di Semarang, Tesis , Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sutomo, Adi Heru, 2001. Pengaruh Kualitas Fisik Pekerja, Kualitas Lingkungan Kerja, dan Kualitas Transportasi Terhadap Produktivitas Kerja. (Kajian Tentang Faktor di Dalam dan di Luar Pabrik yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Pelinting Rokok di PT Gudang Garam, Kediri, Jawa Timur. Disertasi. Surabaya: Fakultas Pascasarjana UNAIR
Taufiq, M. L., 2006, Analisis Kondisi Lingkungan dan Pengaruhnya Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja (Kasus pada Departemen Produksi Industri Pengecoran Logam dan Permesinan di PT. Bonjor Jaya Klaten), Tesis, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Wignjosoebroto Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, PT. Guna Widya, Jakarta.
Yunus,F., 1997, Dampak Debu Industri pada Paru dan Pengendaliannya, Journal Respiratory Indonesia, 17 (1) : 4 – 7.

Downloads

Published

2019-06-28

How to Cite

Firmansyah, N. A., & Cahyo, W. N. (2019). ANALISIS HAZARD IDENTIFICATION AND HEALTH RISK ASSESSMENT DI LINGKUNGAN KERJA PRODUKSI GARMEN DI PT. DAIWABO GARMENT INDONESIA, KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH. Jurnal Teknologi, 12(1), 63–68. https://doi.org/10.3415/jurtek.v12i1.2164