PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH PADAT INDUSTRI TAHU (AMPAS TAHU) (Variabel penambahan bioaktivator dan waktu fermentasi)
Keywords:
Ampas tahu, Biogas, Bioaktivator, FermentasiAbstract
Biogas merupakan gas yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob. Biogas dapat dihasilkan pada hari ke 4-5 sesudah biodigester terisi penuh, dan mencapai puncaknya pada hari ke hari ke 20-25. Akan tetapi perlu juga dipertimbangan ketinggian lokasi pembuatannya karena pada temperatur dingin biasanya bakteri lambat berproses sehingga biogas yang dihasilkan mungkin lebih lama. Komponen biogas yang paling penting adalah gas metan, selain itu juga gas-gas lain yang dihasilkan dalam digester. Biogas yang dihasilkan oleh digester sebagian besar terdiri dari 54-70% metan (CH4), 27-35% meliputi karbondioksida (CO2), nitrogen (N2), dan hydrogen (H2), 0,1% karbon monoksida (CO), 0,1% oksigen (O2) dan hydrogen sulfat (H2S). Biogas memiliki nilai kalori sebesar 5500-6700 kcal/m3. Angka ini setara dengan menggunakan lampu 60 watt selama 6-7 jam. Kesetaraan biogas dengan sumber energi lain, yaitu 1 m3 biogas setara dengan elpiji 0,46 kg., minyak tanah 0.62 liter., minyak solar 0,52 liter., bensin 0,80 liter., gas kota 1,50 m3, dan kayu bakar 3,50 kg.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan biogas dengan bahan limbah padat industry tahu (ampas tahu) dengan metode fermentasi anaerob dengan variasi penambahan bioaktivator dan dapat mengetahui berapa waktu yang paling efektif dalam pembuatan biogas dengan metode fermentasi anaerob.
Penelitian ini dilakukan dengan metode fermentasi oleh bakteri-bakteri anaerob dengan memvariasikan waktu vermentasi ( 4 hari, 6 hari, 8 hari, 10 hari, 12 hari) pada bahan ampas tahu. Rasio perbandingan bioaktivator adalah 5 ml, 10 ml, 15 ml, 20 ml, dan 25 ml. Pada penelitian ini, biogas yang dihasilkan oleh bahan yaitu ampas tahu masih belum maksimal, dikarenakan belum baiknya bakteri-bakteri yang bekerja berada didalam reaktor sehingga menghambat gas metan untuk terbentuk dan keluar menghasilkan gas. Adanya perubahan suhu yang menyebabkan belum maksimal terbentuknya gas metana karena bakteri mampu bekerja pada suhu 32 – 35oC. Belum sempurnanya digester juga mempengaruhi pembentukan biogas, banyaknya isian bahan pada digester menyebabkan tidak adanya ruang untuk terbentuknya gas metana.