EKSTRAKSI TANIN DARI DAUN JAMBU BIJI SEBAGAI BAHAN PENYAMAK NABATI (Variabel Waktu dan Suhu Ekstraksi)
Keywords:
Tanin, Daun jambu biji, ekstraksiAbstract
Di Indonesia banyak pabrik penyamakan kulit yang menggunakan bahan penyamak yang dapat mencemari lingkungan. Salah satu jenis bahan penyamak yang digunakan adalah bahan penyamak krom (Cr). Akibatnya, kadar limbah yang dihasilkan sangat tinggi. Oleh karena itu, para produsen penyamakan kulit beralih menggunakan zat yang lebih ramah lingkungan salah satunya zat tanin. Tanin dapat digunakan sebagai bahan penyamak nabati yang lebih ramah lingkungan. Tanin terdapat dalam tanaman seperti pada daun, kulit buah, batang, dan kulit kayu salah satunya daun jambu biji. Tanin yang terkandung di dalam daun jambu biji adalah berkisar 9-12%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pengambilan zat tanin dari daun jambu biji melalui metode ekstraksi dan mengetahui jumlah tanin yang terekstrak. Tanin dalam bahan baku adalah 10,5% dan kadar air dalam bahan baku adalah 8,66%. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan daun jambu biji, dengan pelarut etanol 96%, dan kecepatan pengadukan 250 rpm dengan memvariasikan waktu ekstraksi (30 menit, 60 menit, 90 menit, 120 menit, 150 menit, dan 180 menit) dan suhu ektraksi (500C, 550C, 600C, 650C, 700C, dan 750C).
Dari hasil penelitian dengan menggunakan daun jambu biji 40 gram, etanol 96% 100 mL, suhu 500C, kecepatan pengadukan 250 rpm dengan memvariasikan waktu ekstraksi didapatkan waktu optimum yaitu 150 menit dengan presentasi tanin terekstrak sebesar 27,08%. Penelitian dilanjutkan dengan memvariasikan suhu dengan menggunakan daun jambu biji 40 gram, etanol 96% 100 mL, kecepatan pengadukan 250 rpm dengan waktu optimum 150 menit, didapatkan suhu optimum yaitu 650C dengan presentasi tanin terekstrak yaitu sebesar 54,73%.