Penambahan Lidah Buaya Sebagai Antikseptik Sabun Mandi Cair Dari Minyak Kedelai

Authors

  • Ika Purwanti Jurusan Teknik Kimia, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
  • Sri Rahayu Gusmarwani Jurusan Teknik Kimia, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Keywords:

Antiseptik, Sabun mandi cair, minyak kedalai

Abstract

Lidah buaya (Aloe vera) lebih dikenal sebagai tanaman hias  yang termasuk keluarga liliaceae dan banyak digunakan sebagai bahan obat-obatan dan kosmetika, baik secara langsung dalam keadaan segar maupun diolah dan dipadukan dengan bahan-bahan lain. Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia. Sabun adalah senyawa kimia yang dihasilkan dari reaksi lemak/ minyak dengan alkali. Tujuan untuk pengetahui pengaruh kecepatan pengadukan dan volume ekstraksi, serta mengetahui kondisi proses yang optimal dalam pembuatan sabun mandi cair. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan kondisi optimal untuk kecepatan pengadukan adalah sebesar 34 % untuk persentase penurunan bakteri, 0,0021% untuk alkali bebas, 0,44% untuk asam lemak bebas, 8,7 untuk pH, dan volume ekstrak lidah buaya adalah sebesar 60,234 % untuk persentase penurunan bakteri, 0,0012% alkali bebas, 0,2596% asam lemak bebas, 8,8 untuk pH. Dan kondisi operasi optimal untuk kecepatan adalah sebesar 200 rpm, dan volume ekstrak lidah buaya adalah sebesar 60 – 90 ml.

Downloads

Published

2019-09-02

How to Cite

Purwanti, I., & Gusmarwani, S. R. (2019). Penambahan Lidah Buaya Sebagai Antikseptik Sabun Mandi Cair Dari Minyak Kedelai. Jurnal Inovasi Proses, 4(2), 56–64. Retrieved from https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/JIP/article/view/2106