Pembuatan Karbon Aktif dari Ranting Bambu Menggunakan Zat Aktivator Natrium Hidroksida
Keywords:
ranting bambu, pirolisis, arang aktifAbstract
Pohon bambu memiliki banyak kegunaan dan hampir semua bagian dari pohon bambu dapat digunakan tak terkecuali dengan rantingnya. Dengan berkembangnya teknologi terutama di bidang teknik kimia, ranting bambu dapat diolah dengan metode pirolisis agar dapat mempunyai nilai guna yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan arang aktif menggunakan aktivator natrium hidroksida dan kegunaanya serta mengetahui kualitas daya adsorbsi arang aktif dari ranting bambu dengan variabel lama perendaman dan kosentrasi zat aktivator.
Proses pembuatan arang aktif menggunakan metode pirolisis, yaitu pengarangan tanpa terjadi kontak dengan udara. Ranting bambu yang telah dianalisis kadar air dan kadar abunya lalu direndam dalam zat aktivator dengan variasi lama waktu perendaman (4, 8, 12, 16, 20, dan 24 jam), dilanjutkan variasi kosentrasi zat aktivator 4%, 6%, 8%, 10%, dan 12%. Setelah perendaman ranting bambu ditiriskan dan di jemur dibawah sinar matahari selama 1 hari, kemudian ranting bambu dimasukkan ke dalam alat pirolisis dan dilakukan pirolisis selama 45 menit, pirolisis terjadi dengan menimbulkan semburan gas yang keluar dari alat pirolisis dan pirolisis telah selesai apabila semburan gas telah berhenti, dan peroses diberhentikan apabila telah mencapai 45 menit. Arang aktif kemudian dikeluarkan dan ditimbang utnuk mengetahui persentase hasil arang aktif dan daya adsorbsinya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada kondisi proses suhu 350ºC, lama waktu pirolisis 45 menit, diperoleh hasil yang terbaik pada lama waktu perendaman 24 jam dan konsentrasi larutan NaOH 12% dengan hasil arang aktif 25,66% dan keaktifan arang 315,01 mg/g . Keaktifan arang aktif tersebut masih jauh dari standar yang ada di pasaran (750 mg/g SNI 06–3730-1995).