Pengambilan Zat Warna Antosianindari Ekstraksi Kulit Buah Rambutan (Niphelium Lappaceum L)sebagai Pewarna Alami Makanan Pengganti Pewarna Sintetis (Variabel Suhu Ekstraksi dan Waktu Ekstraksi)
Keywords:
buah rambutan, antosianin, zat pewarna, etanolAbstract
Tanaman rambutan merupakan tanaman lokal yang banyak ditemukan di Indonesia. Selain memiliki tampilan buah yang menarik, kulit buah rambutan mengandung senyawa antosianin sebagai pigmen yang membuat warna kulitnya merah tua. Pada saat ini penggunaan zat pewarna semakin meningkat seiring dengan berkembangnya industri pengolahan pangan, khususnya jenis pewarna sintetis, maka dari itu diperlukan pewarna alami pengganti pewarna sintetis.Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai pengganti pewarna sintetis adalah kulit buah rambutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pengambilan zat warna antosianin dari kulit buah rambutan dan jumlah antosianin yang terekstrak.
Penelitian ini dilakukan dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut etanol dengan perbandingan pelarut yang divariasikan (104.2 mL, 130.2 mL, 156.3 mL, 182.3 mL dan 208.4 mL) dan kecepatan pengadukan yang divariasikan(200 putaran/menit, 300 putaran/menit, 400 putaran/menit, 500 putaran/menit, 600 putaran/menit).pada bahan baku kulit buah rambutan 25 gram, suhu ekstraksi 550C dan waktu ekstraksi 180 menit.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil yang paling baik yaitu dengan kondisi operasi volume pelarut 156.3 mLdan kecepatan pengadukan 300 putaran/menit dengan jumlah antosianin terekstrak sebesar 19,4 mg. Diharapkan dari hasil penelitian ini zat warna antosianin dari kulit buah rambutan dapat dimanfaatkan sebagi pewarna alami pengganti pewarna sintetis.